Arah koalisi partai pada pemilu kali in sangat kompleks dan tidak seperti pada pemilu sebelumnya. Yang paling mencengangkan adalah adanya pendekatan antara dua partai yang tadinya saling bertolak belakang yaitu PDIP dan Demokrat. Masih belum lepas dari ingatan bagaimana Megawati mengkritik SBY tentang BLT dan pihak SBY pun menjawab dengan tidak kalah keras. Kini kedua kubu yang saling bersebrangan tersebut ramai dibicarakan di media massa karena beberapa hari menjelang pendaftaran capres dan cawapres sering mengadakan pertemuan.
PDIP sendiri sebenarnya sudah lebih dulu mencanangkan koalisi besar bersama Golkar, Gerindra, dan Hanura. Namun belakangan ini salah seorang tokoh dari PDIP mengatakan bahwa itu semua adalah masa lalu. Kemungkinan besar hal ini disebabkan karena Prabowo yang diusung PDIP sebagai cawapres bersikeras untuk tetap menjadi capres. Kedatangan Hatta Rajasa ke kediaman Megawati menjadi awal pendekatan antarDemokrat dan PDIP.
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan PDIP mulai merapat ke Demokrat. Yang pertama adalah PDIP sangat tertarik dengan tawaran Demokrat yang konon menawarkan posisi menteri dan bahkan bisa dipilih sendiri oleh PDIP. Selain itu PDIP juga mempertimbangkan adanya kemungkinan putri Megawati yakni Puan Maharani untuk menjadi cawapres mendampingi SBY. Kemungkinan yang kedua adalah ini adalah trik dari PDIP untuk menaikkan posisi tawar menawar dengan Gerindra yang enggan menjadikan Prabowo sebagai cawapres mendampingi Megawati. Dengan adanya pendekatan dari Demokrat PDIP berharap agar Gerindra segera menerima pinangan PDIP untuk mengusung duet Mega-Prabowo.
Hmmm…. Apapun yang terjadi nanti, semoga koalisi dibangun dari kesadaran elit politik untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Tentu ada berbagai kepentingan di sana, tapi semoga itu bukanlah tujuan akhir, tapi awal dari hasrat menjadikan bangsa Indonesia menjadi jauh lebih maju.
Ada Apa Blog 